Kian Memanas! Apakah Trump Akan Menyerah ke Tiongkok?

 


Donald Trump

 Latar Belakang dan Karier:

  Donald Trump lahir pada 14 Juni 1946, di New York City, Amerika Serikat.

   Sebelum terjun ke dunia politik, Trump dikenal sebagai pengusaha real estat dan tokoh televisi.

   Ia membangun kerajaan bisnisnya di bidang properti, kasino, dan hotel.

   Trump juga terkenal sebagai pembawa acara realitas televisi "The Apprentice".

 Karier Politik:

   Pada tahun 2016, Trump memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat sebagai calon dari Partai Republik.

   Masa kepresidenannya (2017-2021) ditandai dengan kebijakan-kebijakan kontroversial, seperti:

    Perang dagang dengan Tiongkok.

    Penarikan Amerika Serikat dari perjanjian iklim Paris.

     Kebijakan imigrasi yang ketat.

   Trump memiliki gaya kepemimpinan yang blak-blakan, dan sering menggunakan media sosial untuk menyampaikan pendapatnya.

 Kontroversi:

   Selama masa jabatannya, Trump menghadapi berbagai kontroversi, termasuk tuduhan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden 2016 dan pemakzulan oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

   Setelah kalah dalam pemilihan presiden 2020, Trump terus membuat tuduhan penipuan pemilu, yang menyebabkan kontroversi yang berkelanjutan.

Xi Jinping

 Latar Belakang dan Karier:

   Xi Jinping lahir pada 15 Juni 1953, di Beijing, Tiongkok.

   Ia memulai karier politiknya di Partai Komunis Tiongkok (PKT) sejak usia muda.

   Xi meniti karier politiknya dari tingkat lokal hingga nasional, dan memiliki pengalaman yang luas dalam pemerintahan.

 Karier Politik:

   Pada tahun 2012, Xi Jinping terpilih sebagai Sekretaris Jenderal PKT dan Presiden Republik Rakyat Tiongkok.

   Di bawah kepemimpinannya, Tiongkok telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat dan peningkatan pengaruh global.

   Xi Jinping telah memusatkan kekuasaan di tangannya, dan memperkuat kontrol PKT atas masyarakat Tiongkok.

   Program "Belt and Road Initiative" merupakan salah satu inisiatif utama Xi Jinping, yang bertujuan untuk meningkatkan konektivitas dan kerja sama ekonomi antara Tiongkok dan negara-negara lain.

  Kebijakan dan Pengaruh:

    Xi Jinping mendorong kebijakan "Sosialisme dengan Karakteristik Tiongkok untuk Era Baru", yang menekankan pada pembangunan ekonomi, stabilitas sosial, dan kebangkitan nasional.

    Ia juga memimpin kampanye anti-korupsi yang luas, yang telah menargetkan banyak pejabat tinggi.

   Xi Jinping dipandang sebagai pemimpin Tiongkok yang paling kuat sejak Mao Zedong.

Perbandingan

  Donald Trump dan Xi Jinping adalah dua pemimpin yang sangat berbeda dalam gaya dan pendekatan mereka.

  Trump dikenal karena gaya kepemimpinannya yang populis dan nasionalis, sedangkan Xi Jinping dikenal karena gaya kepemimpinannya yang otoriter dan sentralistik.

Perang Dagang yang Kini Makin Memanas



Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok terus memanas, ditandai dengan peningkatan tarif yang saling balas dan ketegangan yang meningkat di berbagai bidang. Berikut adalah beberapa poin penting:

 Peningkatan Tarif yang Saling Balas:

   Kedua negara telah menerapkan serangkaian tarif pada barang impor satu sama lain, yang berdampak pada berbagai sektor industri.

   Terbaru, kedua negara saling menaikan tarif impor hingga diatas 100 persen. Hal ini menunjukkan ketegangan yang sangat tinggi.

 Dampak Ekonomi:

   Perang dagang ini telah menciptakan ketidakpastian dalam pasar global dan berdampak pada rantai pasokan.

   Perusahaan-perusahaan di kedua negara menghadapi biaya yang lebih tinggi, dan konsumen juga merasakan dampaknya melalui kenaikan harga.

   Dampak kepada negara lain juga dirasakan, seperti Indonesia yang juga memiliki hubungan dagang dengan kedua negara.

 Ketegangan di Bidang Lain:

   Selain perdagangan, ketegangan antara AS dan Tiongkok juga meluas ke bidang-bidang lain, seperti teknologi, keamanan, dan hak asasi manusia.

   Persaingan teknologi, terutama dalam bidang seperti kecerdasan buatan dan 5G, menjadi titik fokus utama.

 Implikasi Global:

   * Perang dagang ini memiliki implikasi global yang signifikan, karena kedua negara adalah ekonomi terbesar di dunia.


Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok dapat memberikan dampak yang signifikan pada pembelian emas di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Berikut adalah beberapa poin penting:
 * Peningkatan Harga Emas Global:
   * Ketidakpastian ekonomi global yang disebabkan oleh perang dagang cenderung meningkatkan permintaan emas sebagai "safe haven". Ketika investor mencari perlindungan dari volatilitas pasar, harga emas global dapat meningkat.
   * Peningkatan harga emas global ini secara langsung akan mempengaruhi harga emas di Indonesia.
 * Pengaruh Nilai Tukar Rupiah:
   * Perang dagang dapat menyebabkan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Jika rupiah melemah, harga emas dalam rupiah akan menjadi lebih mahal.
   * Hal ini dapat mempengaruhi daya beli masyarakat Indonesia terhadap emas.
 * Dampak pada Ekonomi Indonesia:
   * Perang dagang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama jika berdampak pada ekspor-impor.
   * Ketidakstabilan ekonomi dapat mendorong masyarakat Indonesia untuk berinvestasi pada emas sebagai bentuk perlindungan nilai aset.
 * Perubahan perilaku investasi:
   * ketidakpastian ekonomi global, dapat merubah perilaku masyarakat indonesia dalam berinvestasi.
   * Masyarakat indonesia akan lebih memilih investasi yang aman, dan stabil, yang dimana emas adalah salah satu pilihan nya.
 * Permintaan Emas Domestik:
   * Permintaan emas di Indonesia juga dipengaruhi oleh faktor-faktor domestik, seperti inflasi dan kebijakan pemerintah.



Post a Comment for "Kian Memanas! Apakah Trump Akan Menyerah ke Tiongkok?"