Duduklah, Akan Kuceritakan Kisahku Padamu

 

Wanita berparas manis, berwajah natural tanpa polesan make-up itu menggeser kursi dan mendudukinya, ia menempatkannya di depan kursi ku. Hanya meja ukuran 1 X 2 meter yang jadi penghalang kami berdua kala itu. 

“Sejak kapan kau mulai suka denganku?” Tanyaku pada wanita di hadapanku.

Kau adalah lelaki yang menarik perhatianku, sejak pertama mengenalmu aku langsung tertarik.  Hari itu kau dengan gagahnya berdiri di hadapanku, memberikan bantuan yang memang aku tidak bisa melaksanakannya waktu itu. Kalimat gombalan pertamanya meluncur dan mencoba menggoyahkan pertahananku, mencoba masuk ke hatiku. 

Namun gombalan itu tidak mempan padaku, aku telah hafal betul dengan kalimat-kalimat bohong dari wanita. Awalnya mereka terlihat seperti makhluk yang penuh perasaan namun lama kelamaan akan terungkap sosoknya yang manipulatif penuh dusta, permainan perasaan dan drama-drama lainnya.

Sebenarnya niat ku mengundang dan mengajaknya bertemu adalah ingin mengetahui perasaannya padaku, jujur aku mulai suka dengannya. Namun sejak putus dengan mantanku beberapa bulan lalu, aku mulai menepi dari dunia percintaan, dan skeptis setiap bertemu dengan wanita yang banyak tingkah. 

Setiap hari aku bertemu dengannya, bercanda bersama lama kelamaan rasa sukaku padanya makin besar, lalu sedikit melupa akan cintaku yang dulu kandas. Aku mulai menghimpun kembali keberaniaan, sebagai seorang jantan aku harus terlihat menarik di depannya. Itulah prinsipku saat itu, bahkan aku mencoba untuk menerapkan kembali trik-trik pdkt yang dulu sudah kutinggalkan namun semua itu sia-sia. Semua gagal.

“Aku memang menyukaimu, jujur aku tertarik denganmu dengan segala yang aku lihat darimu setiap hari. Kebiasaanmu, sikapmu, dan bercandaan yang membuatku terkekeh sampai melupa hutangku yang telah aku bayar. Namun kenyamanan dan rasa sukaku saat itu Cuma bertahan beberapa hari, entah kenapa dan apa gerangan sehingga rasa sukaku seketika hilang, andai saja dulu kau dengan cepat mengungkapkan perasaanmu aku pasti akan membalasnya dengan kalimat bernada setuju, perasaan ini berubah-ubah dan terserah kau ingin mengataiku sebagai wanita macam apa yang jelas aku tidak berniat untuk membalas cintamu”. Kata wanita berwajah natural tanpa polesan make-up itu kepadaku. 


Post a Comment for "Duduklah, Akan Kuceritakan Kisahku Padamu"