STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR(SOP) BUDIDAYA UDANG VANAME DI KOLAM HDPE

 



Budidaya udang vaname akhir-akhir ini kembali menggeliat, tingginya permintaan pasar membuat pengusaha berlomba-lomba untuk mendirikan usaha budidaya si udang putih ini. sebenarnya banyak jenis wadah untuk membudidayakan udang vaname, bias di kolam Tanah, kolam beton, HDPE, bahkan bak kecil yang terbuat dari terpal. Bagi sebagian masyarakat masih membudidaya dengan tambak Tanah, masyarakat juga banyak yang memulai merintis budidaya di bak terpal dalam skala rumah tangga yang tentunya modal dan keuntungannya pun tidak terlalu tinggi dibanding budidaya di kolam HDPE. 


Bagi orang yang punya modal tinggi mayoritas membangun usaha tambak budidaya udang vaname dengan plastic HDPE sebagai wadah pembesaran udangnya, seperti yang banyak dilakukan di Mamuju Utara Sulawesi Barat. Disana telah banyak usaha budidaya vaname secara intensif di kolam plastic HDPE(high density polietylen). Dan kali ini saya akan membagikan teknis budidaya udang vaname di kolam HDPE ini kepada pembaca setia blog ini. 


PERSIAPAN WADAH SERTA SARANA DAN PRASARANA

Kegiatan budidaya tidak akan berjalan jika tidak ada sarana untuk menunjang keberlangsungan kegiatan tersebut. Adanya wadah serta sarana juga tidak serta merta membuat usaha menjadi berhasil jika wadah atau sarana tersebut tidak dipersiapkan dengan baik dan benar. Hal-hal dibawah ini merupakan tahapan dalam persiapan wadah yaitu:

Pencucian kolam pemeliharaan dan tandon air laut



Kotoran yang menempel pada dinding dan dasar kolam sisa budidaya siklus sebelumnya perlu dibersihkan, karena kotoran tersebut mengandung amoniak dan bahan organik lainnya. Begitupula dengan tandon treatment air laut harus dibersihkan dari padatan-padatan tersuspensi maupun terlarut juga lumpur,pasir dan terisipan yang lolos dari saringan diangkat/dibersihkan. Adapun cara membersihkan kolam dan tandon ini yaitu menggunakan sikat dengan gagang yang panjang, lakukan sampai setiap sisi dinding terlepas kotorannya, kemudian siram dengan menggunakan air yang sebelumnya telah dimasukkan ke kolam pemeliharaan melalui pipa pemasukan. Setelah dinding kolam bersih barulah dasar dibersihkan dengan menggunakan sikat dan slaber, sisa air yang masih berada pada kolam digiring menggunakan slaber ke saluran pengeluaran, lakukan kegiatan secara berulang sampai dasar tembak benar-benar bersih dan tidak ada air yang tersisa. Tak lupa bersihkan juga kincir, batu pemberat, dan jembatan anco. Setelah itu jangan lupa untuk menutup pintu pengeluaran dengan tanah liat yang dilapisi dengan susunan papan dan plastik HDPE pada sisi dalam dan luar dari saluran pengeluaran. 

Sterilisasi Kolam 



    Petakan kolam sebagai wadah budidaya harus disterilkan dari bakteri patogen, virus, maupun mikroorganisme yang bisa menjadi penyebab timbulnya penyakit pada udang kedepannya. Pembersihan kolam tidak cukup untuk membunuh patogen yang ada pada kolam, maka dari itu dilakukan desinfeksi dengan menggunakan H2O2 dan kaporit dosis 1 kg kaporit/tanki, dan 1 liter H2O2/tanki. Pemberiannya dilakukan dengan cara penyemprotan mengelilingi seluruh sisi kolam.

Pengisian Air 

Setelah semua kolam dan tandon dibersihkan serta kincir yang bermasalah diangkat dari kolam, langkah selanjutnya adalah pengisian air ke kolam pemeliharaan. Pada tahapan ini tidak ada perlakuan yang diberikan di tandon treatment. Setelah air pada tandon treatment penuh maka langsung dipompa ke kolam pemeliharaan. Pemompaan air laut dilakukan pada saat pasang naik dengan tujuan agar air yang masuk tidak mengandung banyak lumpur sehingga kandungan Total Organic Matter(TOM) pada air tidak terlalu tinggi. Pada tahapan ini jangan lupa untuk memeriksa kebocoran plastik HDPE, jika ada yang bocor segera lakukan penambalan dnegan menggunakan lem yang tahan terhadap air laut.

Setting Kincir

Setelah air masuk dan mencapai ketinggian maksimal 150 cm, maka tahapan selanjutnya yaitu setting kincir. Kincir yang bagus diturunkan ke kolam lalu diatur sedemikian rupa agar arus yang dihasilkan kincir nantinya membuat pakan, maupun perlakuan berupa probiotik, kapur dapat merata serta feses, sisa pakan, dan kulit moulting nantinya dapat berkumpul di tengah. Setting kincir ini meliputi posisi kincir dan jumlah kincir, untuk 30.000 ekor benur yang ditebar diperlukan 1 kincir dengan kekuatan 1 HP. 

Sterilisasi Air Media

Sterilisasi air media ini menggunakan perlakuan berupa kaporit dengan dosis 15 ppm. Pemberian kaporit ini dilakukan pada sore hari menjelang malam dengan memperhitungkan suhu dan angin. Cara pemberiannya yaitu dengan melarutkan kaporit yang telah ditimbang sesuai dosis ke seluruh permukaan kolam secara merata. Agar pemberian merata maka dilakukan dengan memanfaatkan arus air yang dirimbulkan oleh kincir.

  


Penumbuhan plankton

   Plankton utamanya yang berjenis phytoplankton mempunyai banyak manfaat, selain membantu menyediakan oksigen plankton juga berperan sebagai pakan alami bagi benur yang akan ditebar nantinya. Disamping itupula plankton membentuk warna air sehingga penetrasi cahaya matahari yang masuk ke kolom air tidak terlalu tinggi, sehingga temperatur pada air kolam pemeliharaan tidak membuat udang stres. Penumbuhan plankton dilakukan dengan menebar fermentasi padat yaitu campuran dari berbagai bahan yang telah difermentasi selama 2 hari

Bahan bahan dalan membuat fermentasi padat untuk menumbuhkan plankton yaitu

1 . Dedak 5 ppm

2. Akuazyme 0,3% dari dedak

3. Pakan dengan tekstur paling kecil 0,3% dari dedak

4. Ragi 0,03% dari dedak

5. Molase 0,05% dari dedaj

Kelima bahan tersebut ditimbang sesuai dosis kemudian semua bahan dilarutkan dengan air kecuali dedak yang ditemoatkan terpisah dalam sterefoam atau wadah lainnya kemudian siram dedak dengan air campuran tadi sambil terus diaduk sampai merata. Setelah tercampur sempurna tutup dengan plastik dan penutup box. Fermentasi ini dilakukan selama 2 hari setelah fermentasi siap digunakan maka ditebar pada pukul 7.00 pagi mengelilingi petakan kolam. 

Penumbuhan plankton ini selain menggunakan fermentasi padat juga menggunakan bahan lain seperti 

1. kaptan pada pagi hari pukul 7.00 (5 ppm)

2. Dolomit pada sore hari pukul 04.00 (5ppm)

3. Pupuk ZA pada pagi hari (5ppm)

4. Serta pemberian mineral(biomax)ketika warna air pada kolam sudah jadi atau plankton sudah tumbuh dengan baik.

Untuk menstabilkan populasi plankton di kolam juga diberi fermentasi cair pada 5 hari setelah pemberian fermentasi padat pada pagi hari.




Post a Comment for "STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR(SOP) BUDIDAYA UDANG VANAME DI KOLAM HDPE"