Tuhan Tidak Perlu Agama


Agama hadir ditengah-ditengah manusia yang mencari-cari makna dari hidup ini. Di tengah pencarian tersebut tidak sedikit manusia yang kehilangan arah dan harapan di perjalanannya dan agama hadir sebagai jalan untuk merawat harapan dan memberikan kembali jalan bagi manusia yang kehilangan arah dan harapan tersebut.

Di dalam konsep agama atau beragama sudah barang tentu memuat unsur-unsur implementasi kemanusiaan, seperti tidak boleh mencuri, membunuh, dan lain-lain. Jika melanggar hal tersebut maka nerakalah yang akan anda tuju. Semua regulasi dan unsur-unsur kemanusiaan tersebut bermuara ke surga atau/dan neraka. Sebuah pertanyaan mencuat, bagaimana dengan manusia yang telah memanusiakan manusia dalam artian telah merawat rasa kemanusiaannya dengan baik namun tidak percaya Tuhan? Apakah ia masuk surga atau neraka?

Selanjutnya jika Tuhan punya konsep kemanusiaan lantas kenapa ia memerintahkan manusia untuk memerangi umat lainnya? Perintah ini berasal dari agama. Di dalam situasi seperti ini timbul dilema bagi kita semua apakah ingin mengimani agama atau mengimani tuhan. Ataukah keduanya. Bisa keduanya namun bersiaplah semakin bingung sebab:

-Regulasi kemanusiaan itu sendiri datangnya dari Tuhan

-Regulasi memerangi umat lain melalui sarana agama pun berasal dari Tuhan

Jawabannya adalah kembali ke paragraf pertama diatas bahwa secara sederhana agama diciptakan sebagai oase bagi manusia manapun  yang kehilangan arah dan harapan, maka sudah jelas bagi kita bahwa tidak ada lagi alasan untuk memerangi ataupun melakukan sikap intoleransi terhadap umat beragama lain. Sebab jika demikian kita telah melanggar  hakikat dari konsep Tuhan yaitu kemanusiaan itu sendiri.

Ada 3 fase dalam mengimani Tuhan yaitu fase pertama percaya begitu saja tanpa adanya pertimbangan-pertimbangan logis, fase kedua yaitu penalaran lebih lanjut mengenai apa yang diimani, dan yang ketiga adalah fase dimana manusia benar-benar paham dengan apa yang diimaninya setelah melewati dua fase sebelumnya, dapat dikatakan di fase ini manusia sudah bersentuhan dengan Tuhan. 

Perubahan selalu ada dalam beragama, meskipun dinamika itu hanya menyentuh kulit luarnya saja. Hal yang manusia bisa lakukan adalah dengan tetap menjalani konsep yang telah tersedia pada zaman ini dengan sesekali mempelajari dokumen-dokumen keagamaan yang telah pakem lalu menyesuaikan dengan kondisi sekarang niscaya kita pasti bisa beragama dengan baik dan laik.


Post a Comment for "Tuhan Tidak Perlu Agama"