Pengalaman Pembelajaran Selama Covid 19

 


Tahun ini adalah tahun yang sulit, di awal tahun sampai sekarang masyarakat di berbagai negara di seluruh belahan bumi masih berjuang melawan pandemi virus corona(corona virus disease 19) atau biasa disebut covid 19. Tak terkecuali di Indonesia. virus yang berasal dari Wuhan China ini juga melanda tanah air dengan kasus positif yang tercatat hingga saat ini sudah mecapai angka puluhan ribu. Berbagai permasalahan ditimbulkan akibat covid 19 ini, tidak hanya dari segi kesehatan bidang-bidang lain seperti pendidikan, ibadah, sampai ekonomi juga turut merasakan dampak akibat virus yang berasal dari china ini. Penyebaran virus ini sangatlah cepat hingga memakan banyak nyawa di berbagai negara. Awal mulanya, warga Indonesia yang positif terkena virus corona hanya 2 orang, namun penyebaran virus ini sangat cepat sehingga setiap hari ada orang yang terkena atau terjangkit virus ini. Hingga pemerintah mengambil keputusan untuk mempersiapkan rumah sakit daerah sebagai rumah sakit rujukan bagi setiap orang yang terjangkit Covid-19

Selain dari rumah sakit yang mengambil tindakan preventif maupun tindakan pengendalian penyebaran virus corona juga dilakukan oleh kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dari tingkat pendidikan paling rendah sampai yang paling tinggi yaitu perguruan tinggi. Melalui menteri pendidikan Nadiem Makarim menyampaikan aturan system pembelajaran diganti menjadi pembelajaran secara daring. Pelajar dan mahasiswa yang normalnya belajar di sekolah ataupun kampus kini harus belajar dari rumah melalui gawai mereka. Namun aturan baru tersebut menimbulkan polemic di kalangan pelajar terutama mahasiswa

Aturan ini berlangsung serentak dan kampus-kampus kompak melaksanakan perkuliahan online ini. Tak terkecuali kampus tempat saya kuliah. Selama lebih dari 3 bulan saya sudah melaksanakan kuliah secara online atau dalam jaringan(daring) ini. Banyak pengalaman yang bisa saya ambil. Baik itu pengalaman positif maupun pengalaman negative. Pengalaman positifnya yaitu adalah saya dengan mudah dapat terhubung dan tetap melaksanakan perkuliahan di tengah kondisi pandemi. Selain itu sistem kuliah daring yang dilakukan di rumah tidak memerlukan tenaga yang lebih untuk perjalanan menuju ke kampus. Pengalaman yang negative atau kurang menyenangkan yang saya alami dan mungkin mayoritas teman saya juga mengalaminya adalah kami terkendala pada kuota internet yang cepat habis dikarenakan untuk penggunaan aplikasi meeting seperti zoom,clooudx, memerlukan kuota internet yang banyak. Adapula problem dari mereka yang tinggalnya di daerah terpencil pasti sulit untuk melakukan kuliah daring ini sebab jaringan yang mereka miliki tidak mampu untuk terkoneksi dengan aplikasi meeting yang dipakai untuk kuliah daring.


Dengan dilaksanakannya sistem perkuliahan baru ini, kampus telah betul-betul mengimplemtasikan atas apa yang disebut dengan pendidikan di era 4.0. mahasiswa tidak lagi harus datang ke kampus untuk melaksanakan kuliah. Mahasiswa tidak lagi membuat tugas fisik, namun cukup dengan mengirimkan soft copy ke email ataupun whatsapp dosen. Tentunya saya dan mahasiswa lain merasa cukup termudahkan dengan sistem ini, apalagi disaat penyebaran virus corona yang tiada henti. Namun belakangan ketika sektor lain sudah memberikan kelonggaran mobilisasi dalam hal berkegiatan, timbul pertanyaan kenapa sektor pendidikan tinggi sampai saat ini masih harus dilakukan secara online.

Dari semua kemudahan itu tetap saja mahasiswa seperti saya merindukan kuliah seperti biasanya sebelum covid 19 ini melanda. Kita semua pasti merindukan itu, berkumpul dan bercanda dengan teman-teman tentu hal yang paling ditunggu sekarang. Juga karena saya rasa kuliah daring sudah tidak relevan lagi dilakukan secara penuh. Kita semua berharap akan bisa melakukan kuliah normal seperti biasanya lagi. Yang bisa saya lakukan sekarang adalah cuma bisa berdoa semoga penyebaran virus covid 19 ini cepat berakhir.

Post a Comment for "Pengalaman Pembelajaran Selama Covid 19"