JANGAN MELESTARIKAN BUDAYA INDONESIA


Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak nomor 4 di dunia. Dari segi territorial negara ini tak diragukan lagi masuk dalam jajaran 5 besar negara dengan luas wilayah terluas. Juga meiliki suku bangsa, Bahasa, agama yang berbeda beda, tidak sampai disitu kekayaan alam bangsa inipun juga sangat banyak, dari sector perkebunan hingga pertambangan, perikanan hingga pertanian.

Namun dengan kekayaan yang sebegitu banyak apakah Indonesia tidak mampu mengelola sendiri sumber dayanya, jawabannya tentu tidak.Indonesia tidak mampu memanfaatkan suber daya yang ada tanpa bantuan asing,tentu kita bertanya-tanya sebenarnya apa yang salah dengan negeri dengan pulau terbanyak ini.
Jawabannya ada pada diri rakyat Indonesia itu sendiri, ini bermula dari penjajahan bangsa eropa yang masuk ke Indonesia dan mengeruk sumber daya alam kita. Kita seakan akan menggantungkan diri pada bangsa asing.

Tentu yang menjadi tumpuan harapan bagi segenap rakyat negeri ini untuk bisa segera memperbaiki kemelut carut marut pengelolaan dan pengembangan sumber daya ini adalah pemuda, sebab pemuda terutama lulusan sekolah menengah maupun perguruan tinggi punya kapasitas sesuai bidangnya untuk memajukan negeri. Terutama MAHASISWA. Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk jadi kerja di sebuah perusaan saja namun juga dituntut untuk menjadi boss tentu saja juga untuk jadi agent of chance dalam masyarakat

Tapi sebelum itu untuk menggali keunggulan-keunggulan anak muda milenial Indonesia kita harus mulai dari paling dasar kesalah kaprahan orang tua pemuda tersebut dalam mendidik anaknya, kita harus tahu dari sisi kehidupan pribadi mahasiswa tersebut, karena karakter dan mental seseorang dalam menajalani kehidupannya sebagai manusia diawali dari pendidikan orang tua di rumah.

Orang tua sangat berperan penting dalam pengembangan sikap dan karakter anak yang kedepannya bakal menjadi bekal untuk masa depannya dalam mengelola sumber daya alam Indonesia dengan baik dengan berlandaskan kepada Pancasila dan agama, itu jika orang tua meghilangkan tradisi turun temurun gaya mengajar orang tua kepada anaknya yang kolot dan terkesan tidak bermoral. Namun pada kenyataannya system turun temurun bahkan menjadi budayat ersebut sulit bahkan tidak dapat dihilangkan di keseharian kehidupan mereka.

Apa system yang salah dan menyebabkan kita sebagai rakyat Indonesia tertinggal dari bangsa lain. Paahal kita sendiri kan adalah manusia yang tinggal di bangsa yang punya sumber daya besar, wilayah yang besar, namun dari segi SDM kita masih tertinggal dari negara yang SDA nya kurang,apakah SDA besar berbanding terbalik dengan SDM?

BACA JUGA : Tentang Persma, Pencerah Bagi Mahasiswa Namun Penggelap Bagi Birokrat Sumber : https://www.rancah.com/berita-opini/69624/tentang-persma-pencerah-bagi-mahasiswa-namun-penggelap-bagi-birokrat/#ixzz6QqoIGD6

Tidak selamanya mau seperi itukan? sistem yang salah dari cara pengajaran orang tua yang pertama ialah budaya mengantri, sebut saja negara paling disiplin dalam  hal mengantri ialah jepang, tentu kita harus belajar dari negeri itu, banyak pelajaran hidup dari mengantri, yaitu untuk mendapatkan antrian yang terdepan kita

harus cepat sampai ke tempat itu.
Hal yang bersebrangan datang dari negeri kita, orang tua jika mengantri malah membawa anaknya sedangkan ia masih kecil, terlebi lagi jika yang mengantri itu ialah anaknya maka orang tuanya akan membantu untuk penetrasi ke barisan paling depan, sungguh ini merupakan pengajaran sejak dini yang salah dari orang tua.

Penyebab SDM yang tidak berkualitas yang lain ialah kuragnya minat baca pelajar Indonesia terutama mahasiswa, ini diasudah status mahasiswa tapi minat baca tidak pula ia tingkatkan masih saja seperti saat jadi siswa, jika mahasiswa barat disaat jam istirahat menghabiskan waktunya dengan membaca buku di taman, mahasiswa Indonesia malah tinggal mengobrol ataupun ke kosan pacar bukannya membaca, ini iaah imas yang diberikan karena mereka menganggap kegiatan membaca itu merupakan hal yang membosankan dibandingkan dengan nongkrong dengan teman, ataupun godain maba yang lalu lalang hehehe.

Minat baca yang kurang awalnya disebabkan karena sejak kecil kita tidak disodorkan oleh orang tua kita buku untuk kita tamatkan, berbeda dengan di Finlandia sana, bayi masih di dalam kandungan tetapi ibu mereka sudah memabacakan dongeng pada jabang bayinya. Hal buruk sejak kecil dan turun temurun dari generasi ke generasi lainnya ialah budaya mencontek yang berimbas pada korupsi, sejak sekolah jenjang sekolah dasar kita telah menjadi bibit koruptor tanpa sadar sebab kita sudah menghalakan segala cara untuk mendapatkan nilai yang tinggi tanpa mau bekerja keras, apa persamaannya dengan korupsi? Mungkin kita semua tahu akan hal itu.

Budaya mencontek ini jelas merusak generasi kita yang katanya ingin mengubah masa dean bangsa ini. system orang dalam(KKN) dan masih banyak lagi kesalahan orang Indonesia dari dulu hinggga generasi selanjutnya yang sekarang menjadi budaya.

Terlepas dari keterlanjuran kita dalam menjalani hidup dengan system yang salah ini, kembali ke diri masing-masing apakah kita ingin jadi agent perubahan yang memajukan bangsa ini tidak tergantung sepenuhnya pada asing, atau masih seperti ini saja dan melestarikan budaya ini.


Ini Alasan Mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Pangkep Menolak Melaksanakan Prakeri



Post a Comment for "JANGAN MELESTARIKAN BUDAYA INDONESIA"